Pada kali ini saya akan membahas perjalanan musik rock Indonesia sebelum adanya internet dan sesudah ada internet. Kenapa saya mengambil topik ini, karena internet adalah jaman dimulainya revolusi teknologi informasi di berbagai bidang kehidupan.
Tak terkecuali dengan musik rock, baik perkembangannya, animonya, fanatismenya, perilaku penggemar musik rock terhadap idolanya. Serta pelaku musik rock itu sendiri yaitu artis/musisi, produser dan promotor penyelenggara musik rock.
Internet sendiri mulai populer di negara maju sekitar awal tahun 90an dengan digunakannya telepon selular sebagai pengganti telepon konvensional. Dengan teknologi satelit maka orang bisa terhubung satu dengan yang lain selama masih di dalam jaringan.
Teknologi satelit yang demikian pesat akhirnya menghasilkan teknologi nirkabel atau wireless. Walaupun teknologi internet dimulai tahun 60-an di Amerika Serikat dikembangkan oleh departemen keamanannya.
Namun internet dalam artian sebagai lalu lintas jasa baik suara, gambar, video, data yang digunakan oleh semua orang di dunia ketika dimulainya era telepon seluler pada dekade 90-an.
Terlebih telepon seluler dikembangkan menjadi smartphone maka sudah menjadi global dunia sekarang ini. Apa kaitannya dengan musik rock, tentu banyak seperti juga genre musik yang lain yang mengalami nasib yang sama.
Nasib yaitu begitu mudahnya orang mengakses karya yang mereka hasilkan melalui teknologi internet. Hal ini tentu saja mempengaruhi pendapatan mereka dalam penjualan kaset, cd atau piringan hitam.
Berikut perbedaan - perbedaan yang dialami industri musik rock sebelum dan sesudah munculnya internet :
1. Media Massa dulu dan sekarang
Dulu sebelum ada internet para penyuka musik rock selalu memantau perkembangan artis idolanya melalui media massa (surat kabar, tabloid, majalah) dan elektronik (televisi dan radio) tentang beritanya, album yang keluar atau jadwal manggung artis - artis rock.
Perilaku lain yang unik adalah walaupun media saat itu hanya media cetak dan elektronik namun bagi artis/ musisi rock merupakan media paling efektif dalam promosi hasil karya mereka.
Untuk bisa tampil di sampul depan majalah terkemuka tentu artis/musisi dituntut memiliki bakat dan ketrampilan dalam bermusik yang luar biasa, begitupun halnya bila ingin tampil di radio atau televisi.
Apalagi di genre rock ketrampilan dalam bermusik merupakan harga mati, karena rock menuntut skill yang tinggi baik musisinya maupun penyanyinya. Bisa dipastikan apabila ada artis/grup band yang terkenal saat itu pasti berkelas, suara ok dan lagu-lagu disukai rocker.
Di Indonesia sendiri selain artis yang sudah mapan yang tampil di televisi atau wawancara di radio terkemuka, para musisi rock lain yang belum punya nama dalam rangka menjadi terkenal mengikuti perhelatan festival - festival musik rock yang marak diselenggarakan.
Festival - festival musik rock merupakan arena bagi musisi muda dalam menempa kemampuan mereka dalam bermusik rock. Untuk bisa ikut festival tentunya mereka harus melatih kemampuan mereka sebagus-bagusnya agar bisa tampil dan menang.
Artinya sebelum booming teknologi internet musik rock dalam hubungan dengan penggemar sejatinya fokus melalui media massa baik media cetak maupun elektronik. Tidak seperti sekarang media internet dimana masing - masing pengguna melalui situs yang mereka sukai masing - masing.
Masing - masing situs memberitakan berita atau promosi dari artis yang berbeda - beda sehingga tidak fokus, bisa saja artis/band A diberitaka di situs a tapi belum tentu diberitakan di media b atau c atau yang lain.
Karena dulu promosi fokus di dua tipe media massa tersebut, dimana semua mata telinga penggemar hanya mengakses majalah, radio dan tv, sehingga para penyuka musik rock mudah mengingatnya.
2. Media pemutar analog dan digital
Antara kaset, cd dan piringan hitam sebagai sumber untuk menyimak lagu-lagu rock, maka kaset lah yang populer dikarenakan praktis, bentuknya mungil serta kuat (tahan terhadap benturan).
Suksesnya penjualan kaset secara resmi merupakan cerminan kesuksesan artis rock dalam memasarkan karya mereka. Apabila penjualan kaset resmi jeblok bisa dipastikan artis itu kurang mendapat sambutan masyarakat luas.
Namun dengan berkembangnya teknologi internet terutama download juga menghasilkan pemutar lagu digital menyaingi pemutar lagu analog (tape recorder, turntable). Lama kelamaan pemutar analog ditinggalkan karena tidak praktis.
Kemampuan internet dalam men-download/me-upload data merupakan teknologi yang sangat membantu dalam pekerjaan. Namun seperti halnya pisau yang mempunyai dua sisi, teknologi donwload pun memiliki sisi positif dan negatif.
Sisi negatif inilah yang menghantam industri musik rock, seperti yang telah dipaparkan diatas dengan teknologi download (upload) kita sangat mudah mengambil data berupa lagu dalam bentuk digital.
Dimana lagu dalam bentuk digital yang umum/familiar yang berekstensi mp3 mudah dimainkan di perangkat elektronik/gadget seperti laptop, mp3 player, smartphone dan tablet.
3. Perilaku penyuka musik rock dulu dan sekarang
Dulu penggemar musik apapun genrenya termasuk rock terbiasa membeli kaset resmi ketika si artis telah mempromosikan karyanya baik melalui media cetak dan elektronik. Walaupun teknologi bajakan juga telah marak namun tidak separah sekarang.
Teknologi yang dipakai untuk membajak sangat sederhana yaitu melalui kaset kosong yang merekam kaset orisinil, namun kualitasnya tentu dibawah yang orisinil, dan harga yang dijualpun murah, namun hasil sebanding dengan kualitas.
Dari semua pemaparan diatas ada suatu perilaku yang unik yang berbeda dengan generasi sekarang dalam memperoleh lagu - lagu rock yang mereka sukai. Dulu remajanya terbiasa menabung uang untuk dapat membeli kaset rock.
Semakin banyak koleksi kaset rock original yang dikumpulkan menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi si pemilik, dan menjadi sasaran pinjam kaset oleh temannya, kadang hilang karena ketidak hat - hatian si peminjam.
Namun sekarang dengan beragamnya media elektronik terutama internet, para penikmat musik rock pun dengan mudah dan leluasa memperoleh lagu - lagu rock yang mereka sukai melalui teknologi download.
Teknologi download merupakan teknologi revolusioner yang sudah menjadi bagian dari hidup kita sekarang. Teknologi ini saya menduga merupakan pengembangan dari teknologi Copy Paste menjadi teknologi membagi (share) melalui nirkabel.
Perilaku ini membuat orang tidak lagi berminat membeli kaset, cd atau piringan hitam yang original, karena cukup dengan mengklik tombol download maka tunggu saja sebentar data lagu digital telah berpindah ke gadget mereka.
Ini tentu saja memukul segi pendapatan si artis/band rock yang sumber utama dari penjualan kaset dan cd.
4. Produktivitas musisi rock dalam berkarya
Disamping perkembangan teknologi internet yang pesat yang sangat mempengaruhi industri musik dalam memasarkan karya si artis/ band, dimana beragamnya media elektronik yang tidak hanya radio dan televisi tapi juga internet.
Dimana orang lebih banyak menghabiskan waktunya di dunia internet baik melaui internet rumah, warnet, kafe juga di gadget masing - masing. Sehingga promosi yang mereka lakukan di media konvensional (majalah, radio dan tv) tidak fokus/tepat sasaran.
Disamping biaya berpromosi di media konvensional itu relatif mahal juga tidak praktis membuat mereka mengalihkan ke internet. Namun di internet tak semudah yang dibayangkan karena tergantung pengunjung laman/situs yang datang.
Ditambah lagi perilaku nakal pengguna internet melalui teknologi dowload/upload yang biasa kita sebut pembajak dalam menyebarkan lagu - lagu karya mereka di dunia maya. Sehingga orang mudah memperoleh tanpa harus membeli, semua orang suka akan gratis.
Hal itu ditambah faktor lain yang tak kalah signifikan yaitu faktor trend, dimana remaja sekarang sangat menyukai musik pop yang instant dibanding musik - musik pop yang berkualitas apalagi lah dengan musik rock.
Televisi - televisi sekarang lebih sering menampilkan musik jenis ini karena mereka tau penggemar remaja sekarang tidak terlalu peduli dengan kualitas dan secara komersil menguntungkan mereka.
Dari dua faktor diatas membuat artis/band rock tidak nampak lagi jejak rekam karya mereka di dunia hiburan saat ini digantikan dengan musik pop yang instan yang menguntungkan stasiun televisi.
Karena pendapatan para artis/band sekarang adalah semakin sering tampil di televisi maka pundi - pundi mereka semakin bertambah bukan dilihat dari lakunya kaset dan cd mereka. Apakah dunia televisi sekarang turut merubah perilaku pelaku musik masa kini, who knows.
Semua itu membuat artis/band lawas putus asa dalam mengeluarkan karya mereka toh nanti dibajak orang, sehingga jaman sekarang hampir tidak kita dengar lagi kiprah mereka.
Yang berkarya tentu saja masih banyak dan memasarkannya melaui komunitas - komunitas fans fanatik mereka melaui door to door, namun hasil yang didapat tidaklah se signifikan di era 90-an kebawah.
Sekian pemaparan yang dapat saya sampaikan, mungkin prematur namun dapat dijadikan bahan renungan kita sebelum tidu malam. Stay away from drugs, rock music is just genre not the way of life.
2 Komentar
Menarik artikelnya,..up...up..
Balastrms mas Eroya
BalasPenulisan markup di komentar